Dalam dunia software development, pengembangan software tidak akan terhindar dari ada-nya kode. Meski hadir-nya AI (artificial intelligence) saat ini menyebabkan kekhawatiran kepada para programmer akan lapangan kerja mereka, menurut saya, AI saat ini masih sangat sulit menggantikan beberapa posisi programmer, meskipun itu masih junior programmer atau bahkan dibawah-nya junior programmer. Dan pasti anda akan bertanya-tanya, kok bisa? apa alasannya? Begini mas-mas, mbak-mbak, bapak-bapak, ibuk-ibuk dan semuanya yang sedang membaca artikel ini dimanapun anda berada. Sangat sulit untuk membuat AI yang bisa memahami perasaan client (atau mungkin impossible kali ya), dan sangat sulit pula membuat AI yang memiliki kreatifitas tinggi dalam seni membuat kode, karena kebanyakan hasil code generation dari AI masih membutuhkan banyak polesan para programmer untuk menjadikannya sebuah algoritma yang mereka inginkan, dan kebersihan kode dan tata letak folder juga perlu dioptimalkan ulang. It's mean, terlalu sulit bagi AI sekarang untuk mengoptimalkan kode. Oleh karena itu, clean code yang merupakan teori dari dulu masih sangat populer dan digandrungi oleh para programmer-programmer zaman sekarang.
Apa itu Clean Code?
Clean code, clean berarti bersih code berarti kode. Clean code adalah kode yang bersih. Jika kita (para programmer) membuat kode kita lebih mudah dibaca dan lebih mudah di rawat, maka tentunya dari kedua hal tersebut, akan membuat performa dan cost akan menjadi lebih baik.
Apa aja sih yang perlu diperhatikan untuk menciptakan Clean Code?
- Penamaan variabel yang bermakna
- Penulisan function
- Comments pada kode
- Formatting
- Object dan Data Structure
- Error Handling
- Boundaries
- Unit test
- Classes
- Dan masih banyak lagi
Hal-hal di atas mari kita bahas pada artikel - artikel selanjutnya.
Apa Manfaat Clean Code?
Dari pengalaman kerja saya, penerapan clean code sangat membantu kita dalam memahami sebuah kode. Contoh-nya seperti ini, ketika kita membaca statement yang terlalu banyak dibandingkan kita membaca nama method yang sudah menjelaskan apa isi statment-nya, ini akan sangat membantu dalam memahami kode serta debuggingnya.
Di sisi lain, clean code sangat berdampak bagus pada sisi cost, apa sih hubungannya dengan cost? Jika anda mengerti berapa gaji progammer, maka anda akan tahu seperti apa waktu itu penting untuk kita, jika aplikasi kita susah untuk di maintain, itu artinya aplikasi ini akan membutuhkan waktu yang lama, dan ini berbanding lurus dengan pengeluaran perusahaan.
Studi Kasus Kerugian Perusahaan Akibat Tidak Mengimplementasikan Clean Code
Dalam buku Clean Code karya Robert C. Martin. Disebutkan bahwa sebuah perusahaan, pada akhir tahun 80an, menulis aplikasi yang mematikan. Aplikasi tersebut sangat populer dan banyak dari para professional membeli dan menggunakannya. Namun kemudian siklus release mulai meregang (jarang). Bug tidak terselesaikan sejak di release selanjutnya, dan pengembangan menjadi semakin sulit untuk dilakukan. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mengimplementasikan prinsip-prinsip Clean Code yang dijelaskan dalam buku tersebut.
Salah satu konsep utama dalam Clean Code adalah menjaga kode agar tetap bersih, mudah dibaca, dan mudah dimengerti. Kode yang bersih akan memudahkan pengembang lain untuk bekerja di atasnya dan membuat pemeliharaan serta pengembangan lebih efisien. Pada kasus ini, ketika perusahaan tidak memperhatikan kebersihan kode, bug-bug sulit diidentifikasi dan diperbaiki, menyebabkan ketidakstabilan aplikasi.
Dampak dari tidak mengimplementasikan Clean Code bisa sangat merugikan. Pertama, lambatnya pembaruan dan penyelesaian bug mengakibatkan pengguna menjadi tidak puas dan kehilangan kepercayaan pada produk tersebut. Ini dapat menyebabkan penurunan pengguna dan reputasi perusahaan. Pengguna yang merasa terganggu oleh bug yang tidak segera diperbaiki cenderung beralih ke solusi alternatif yang lebih stabil dan dapat diandalkan.
Kedua, biaya pemeliharaan meningkat. Kode yang tidak bersih sulit untuk dipahami dan dimodifikasi, yang berarti pengembang harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan perubahan atau penambahan fitur. Ini dapat mengakibatkan biaya pengembangan yang lebih tinggi dan waktu penyelesaian yang lebih lama.
Ketiga, kehilangan bakat pengembang. Para pengembang yang bekerja dengan kode yang kacau dan sulit dimengerti mungkin merasa frustrasi dan kurang termotivasi. Ini bisa menyebabkan kehilangan bakat di dalam tim pengembangan, yang pada gilirannya dapat memperlambat kemajuan proyek.
Keempat, kesulitan dalam mengadopsi teknologi baru. Kode yang tidak bersih sulit untuk diintegrasikan dengan teknologi baru atau bahkan untuk diporting ke platform lain. Ini dapat menghambat inovasi dan membuat perusahaan kurang responsif terhadap perubahan pasar atau kebutuhan pengguna.
Dalam kasus ini, perusahaan mungkin mengalami kerugian finansial, kehilangan reputasi, dan kesulitan bersaing di pasar karena kegagalan dalam mengimplementasikan Clean Code. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyadari nilai dari prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam siklus pengembangan perangkat lunak mereka.